Life Skills

Makeover Cover Alkitab

Pas lagi ngumpulin peralatan untuk kreatifitas saudara laki-laki Yusuf, gw masuk ke gudang Sekolah Minggu. Sudah hampir 3 tahun tidak membeli ATK dan juga teman-teman makin ceroboh untuk mengembalikan barang yang dipakai ke tempat semula, membuat gw harus ngoprek-ngoprek mengumpulkan gunting yang biasanya terkumpul dalam satu tas dan tersimpan rapi di lemari. Untung ada Nina, si gadis asli Kupang Sang Kepala Gudang, yang membantu. Nina pula yang ngotot memaksa gw pakai kotak plastik setelah melihat ember kecil yang gw gunakan tidak cukup menampung gunting, lem kertas, pensil warna dan kertas A4 yang gw pegang.

Nah, pas proses cari-cari gunting itu gw menemukan Alkitab kecil. Posisinya kalau tidak salah dalam sebuah kotak plastik. Kondisinya berdebu, tak bernama, beberapa halamannya terlipat dan sampulnya yang plastik sudah robek-robek. Gw tanya Nina itu Alkitab siapa, diapun tak tahu. Malah dibilang, “Ambil aja, Kak. Sudah ditanyakan ke anak-anak juga tidak ada yang menjawab.” Maka, senanglah gw mendapatkan Alkitab kecil yang ukurannya handy. Alkitab gw yang kecil hilang saat gw jadi panitia seminar Paskah beberapa tahun lalu. Di rumah sih ada 2 Alkitab nganggur yang lengkap dengan Kidung Jemaat. Tapi kalau harus membawa kemana-mana agak males karena berat. Gw lebih suka buka aplikasi Alkitab di smartphone. Gw pakai buatan Yuku karena dilengkapi dengan berbagai bahasa dan buku nyanyian. Sama yang paling suka adalah bisa mencari lagu dan ayat Alkitab pakai kata kunci. Sangat mempermudah hidup. Bahkan saat teduh pun akhirnya jadi buka Alkitab dari smartphone karena bisa lihat versi New King James-nya. Hitung-hitung mengasah Bahasa Inggris.

Punya Alkitab baru hasil adopsi (boleh bilang gini ndak sih?) yang kondisi bagian isinya masih sangat bersih kecuali ada beberapa halaman yang terlipat dan ada nyamuk kecil yang sudah kering, bikin gw jadi semangat bawa Alkitab lagi. Tapi kok covernya bikin sebel ya? Jadilah cari-cari ide bagaimana cara membuat sampul Alkitab. Tapi beberapa tutorial yang ada di Pinterest dan YouTube bermufakat bahwa gw membutuhkan interfacing alias pelapis untuk membuat kain lebih kaku, ritsleting dan mesin jahit. Aish….si gadis miskin ini langsung patah hati. Hasrat besar tapi hanya punya kain baby canvas hasil berkunjung ke Toko Suryadi  bareng Pak Kriting dan jarum tangan. Hahahaha…..

Tuh…kelihatan kan jahitan tangannya yang tidak rapi. Hehehe…

 

Akhirnya pencaharian berlabuh di Channel YouTube salah satu crafter Jepang yang membuat sampul buku hanya bermodalkan kain, pita karet dan lem. Okeh, saya punya kalau itu. Maka, jadilah menjelang magrib gw mengeluarkan semua kotak-kotak harta karun gw. Gw potong kainnya jadi 41 x 38  cm. Lalu untuk membantu menjahit dengan lurus gw rader dengan bantuan penggaris. Ternyata koleksi benang pun sudah berserak hilang arah. Akhirnya gw pakai benang sulam DMC. Hampir setengah delapan malam gw laporan ke Bons, “Aku lagi pegang jarum dan benang, crafting. Hahahaha…..” Dan jam sembilan lewat gw sudah bisa kirim fotonya meskipun belum selesai. Dan senang dengan responnya Bons yang bilang, “BAGUS!! Mauk dong. Warnanya juga lucu. Cecee…bikinin yaa. Aku janji deh akan rajin baca Alkitab.” Hahaha….punya temen yang supportif begini bikin senang ya.

Karbon jahit warna kuning, benang warna biru. Sempurna!! Hahaha…

Sampul Alkitab ini akhirnya selesai hari ini dengan menjahitkan pita karet dan menjahit untuk lipatan di bagian depan. Oh ya, gw menyelipkan sepotong kain flannel coklat ukuran 22 x 17 cm diantara kain kanvasnya supaya ketika memegang Alkitab, sampulnya terasa lebih kokoh. Memang inilah pentingnya si interfacing. Gw juga tidak menyeterika kainnya setelah dibalik. Hahaha… ndak sabar mau selesaikan biar langsung pakai. Dan jadi menyadari pentingnya top stitching supaya lebih rapi hasil jahitannya. Ada yang mau belikan gw mesin jahit supaya project bikin totebag yang beradab buat gw dan Kung bisa dijalankan? Kalau wanita akan diangkat sebagai pemilik totebag handmade edisi terbatas. Kalau pria akan diangkat sebagai pengasuh si Biwong. Hahahaha…..

Ini penampakan aslinya.

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.